Emas stabil setelah melonjak ke rekor tertingginya di sesi sebelumnya menyusul data yang menunjukkan inflasi AS melambat, sebelum memangkas kenaikannya karena ekspansi manufaktur yang mengejutkan.
Logam mulia ini menyentuh level tertingginya sepanjang masa di $2,265.73 per ons pada hari Senin pagi, setelah indeks belanja konsumen yang diawasi ketat menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang diperkirakan pada hari Jumat, mendukung kemungkinan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Namun, rilis data pabrik kemudian memadamkan optimisme tersebut dan mendorong lonjakan imbal hasil Treasury.
Pasar swap memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 56% pada bulan Juni, turun dari 61% pada Senin pagi sebelum data manufaktur dirilis. Suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi emas, yang tidak menawarkan bunga apa pun.
Emas batangan telah menguat sebesar 13% sejak pertengahan Februari seiring tanda-tanda bahwa poros Federal Reserve yang sangat dinantikan semakin dekat. Reli ini didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan permasalahan yang sedang berlangsung dengan perekonomian Tiongkok, yang telah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Bank-bank sentral juga telah menambah pasokan logam mulia.
Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi $2,249.08 per ons pada pukul 8:13 pagi di Singapura, setelah berakhir naik 1% pada hari Senin. Indeks Bloomberg Dollar Spot stabil. Perak datar, sementara platinum dan paladium turun.
Poin data penting berikutnya yang mungkin memberikan petunjuk mengenai jalur suku bunga The Fed adalah angka nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat. Perolehan lapangan kerja yang sehat kemungkinan akan berlanjut di bulan Maret sementara pertumbuhan upah melambat, menurut survei Bloomberg. Ketua The Fed Jerome Powell juga akan berbicara pada hari Rabu.(mrv)
Sumber : Bloomberg